Webtoon; Reasons behind the Phenomenon

Apa sih webtoon? Mungkin sodara2 sudah pernah mendengar, sudah tahu, sudah mengerti, sering baca webtoon (sapa tahu aja kamu ini diem2 pinter bahasa Korea), atau kamu seorang penulis webtoon (kalo iya, mari berkenalan!). Bagi yang pengen tahu apa sih webtoon, mari kita belajar bersama-sama (yuk, mari!).
Fashion King  (패션왕, baca: “Pae-syeon Wang”) & Moss (이끼, baca: “Ikki”)
Webtoon merupakan akronim dari website cartoon (orang Korea kebanyakan agak susah berbahasa Inggris, jadi banyak istilah2 yang dipersingkat demi kenyaman lidah, persis orang Jepang juga). Webtoon merupakan kumpulan gambar bercerita yang dipublikasikan secara online (webcomic). Webtoon dianggap sebagai subgenre dari manhwa (kalau Jepang punya manga, Korea punya manhwa), akan tetapi media publikasi yang digunakan berbeda. Manhwa dipublikasikan secara fisik berupa buku/majalah, sedangkan webtoon dipublikasikan lewat media internet biasanya pada situs2 hosting komik. Layout webtoon juga terus berkembang, tidak monoton hanya berupa gambar dua dimensi hitam-putih (like most of manga/manhwa we already knew, paling covernya aja yang berwarna). Webtoon disajikan dalam satu halaman panjang yang tinggal di-scroll down untuk setiap chapter/strip. Sajiannya juga cenderung colourful, bahkan disertai efek multimedia berupa cahaya, suara dan gerak (flash, sound and movement).
Fenomena webtoon sendiri bukan hal yang baru2 amat, tapi juga belum lama2 amat di Korsel. Webtoon pertama kali diterbitkan sekitar akhir tahun 1900an. Era webtoon di Korea dimulai saat menurunnya minat generasi muda untuk membaca komik tradisional, karena serbuan berbagai macam hiburan yang kontennya lebih menarik. Menurut seorang penulis webtoon Park Soo-in, era webtoon di sana dapat dibedakan dalam 2 generasi (such a rapid development!). Generasi pertama dapat diwakili oleh “Snow Cat” sedangkan generasi kedua oleh “Moss” karya Yoon Tae-ho.
Generasi pertama memulai webtoon sebagai diari bergambar di homepage pribadi. Salah satu judul yang paling terkenal dari generasi ini adalah “Marine Blues” karya Sunggye-goon. Sang penulis webtoon sebenarnya menggambar diarinya lalu menjadi sangat populer sehingga para pengunjung mulai menulis komentar dan pesan di homepage-nya. Generasi kedua webtoon berkembang lebih komersial, banyak penulis webtoon mengunggah karya mereka di situs portal besar semacam Naver dan Daum (penulis webtoon dibayar sesuai dengan popularitas webtoonnya: number of pageviews). Cerita webtoon generasi kedua juga terus berimprovisasi dengan dasar2 yang telah diletakkan oleh generasi sebelumnya.
Portal Naver (2013/11/20)
Portal Daum (2013/11/20)
Fenomena webtoon sebenarnya cenderung booming di Korea, sedangkan Jepang (yang katanya surga komik) justru tidak terlalu terpengaruh. Hal ini disebabkan oleh situasi psiko-sosial yang terjadi di kalangan anak muda Korea. Kemajuan di segala bidang di Korea menyebabkan anak mudanya sekarang rata2 harus mati-matian berjuang dalam hidupnya yang penuh persaingan ketat. Secara psikologis, mereka kebanyakan merasa menjadi “잉여” (baca: ing-yeo, setelah saya googling arti kata ini ternyata dalam bahasa Inggris artinya “surplus”, maksudnya adalah sesuatu yang kelebihan atau tidak dibutuhkan, di Korea diperuntukkan untuk menyebut seseorang yang tidak melakukan sesuatu yang berarti/berharga, hmmm... mak jleb!). Hal inilah yang menyebabkan kalangan muda di sana menjadi simpatisan dari cerita2 webtoon yang mengulik karakter yang aneh dan잉여-like, serta kehidupan yang mereka jalani. Webtoon juga banyak yang mengangkat kejadian sehari-hari (sebenarnya hal-hal sepele yang terjadi pada orang kebanyakan) yang dikemas dengan kocak atau menggemaskan.
Seorang manhwa-ga (penulis manhwa) Hwang Mi-na yang sudah 30 tahun melanglang buana di dunia manhwa menyatakan webtoon-booming ini didorong oleh kebebasan artis2 dalam berkarya secara kreatif. Para penulis manhwa harus mematuhi pakem dalam membuahkan karya menurut kehendak penerbit manhwa, tetapi penerbitan webtoon jauh lebih liberal. Kebebasan ini menghasilkan suatu kualitas tersendiri, karena para artis webtoon bisa menggambar apapun sesuatu keinginan mereka. Kebebasan ini bisa dikatakan tidak terbatas, cerita webtoon bisa mencakup segala genre, dari fiksi maupun kejadian sehari-hari sampai yang luar biasa (epic, coy!), dari horror sampai romance. Pembaca webtoon juga tidak dibatasi, jika seorang siswa SD memahami sebuah cerita webtoon maka ia otomatis menjadi pembaca webtoon tersebut. Lain halnya dengan komik (manga/manhwa), target pembaca majalah dan buku komik memiliki rentang usia usia tertentu.
Webtoon-booming juga disebabkan mudahnya komunikasi antara penulis dan pembaca. Contohnya, para pembaca “Cheese in the Trap” bisa saling berdiskusi mengenai jalan cerita/karakter yang baru dibacanya pada setiap chapter. Diskusi antar-pembaca ini dapat melebarkan pemahaman mengenai webtoon tersebut, serta membuat pembaca bisa menikmati obrolan bersama pembaca lain yang memiliki kesamaan minat. Faktor kesuksesan webtoon yang selanjutnya adalah kemudahan akses. Kemajuan alat2 komunikasi seperti smartphone dan tablet PC, membuat webtoon lebih nyaman diakses dimana saja dan kapan saja (apalagi Korea terkenal sebagai negara dengan jaringan internet yang super!). Hal ini berbeda dengan komik tradisional yang harus terlebih dahulu dibeli/dipinjam di toko buku, karena sifat webtoon yang free (siapa sih yang tidak suka sesuatu yang GRATISSS!) dan paperless (tidak perlu mengganti biaya kertas, percetakan dan distribusi).
Popular Webtoons: Cheese in the Trap, Gosisaeng-toon, and Welcome to Convenience Store
Beberapa Judul Webtoon yang Terkenal di Kalangan Muda Korea
Cheese in the Trap (치즈인더트) karya Soon Ki, webtoon ini bercerita dengan kehidupan sekolah Hong Sul (heroine) dan Yoo Jung (hero). Mereka berpacaran dan kehidupan kuliah mereka diceritakan secara realistis, contohnya perjuangan Sul untuk mendapatkan beasiswa karena tidak ingin menambah kesulitan ekonomi orang tuanya, seperti juga perjuangan kebanyakan para mahasiswa di Korea.
Fashion King (패션왕) karya kian84¸ webtoon yang bercerita tentang siswa SMA dengan tokoh utama Woo Ki-myung. Kimyung dulunya adalah seorang yang nerd, tetapi karena termotivasi untuk bisa mendekati idaman hatinya, ia berusaha menjadi lebih fashionable. Cerita ini merefleksikan isu sosial yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Gosisaeng-toon (고시생툰) karya Serika-chan (schan1205), gosisaeng (고시생) adalah orang2 yang sedang mempersiapkan untuk menjalani ujian nasional, yang tentu saja walaupun sudah belajar mati-matianpun biasanya tetap sulit lulusnya. Webtoon ini menggambarkan saat2 perjuangan yang dilalui para gosisaeng, yang ditulis berdasarkan pengalaman si penulis sendiri.
Wara! Pyeon-ui-jeom (와라!편의점) karya Ji Kang-min, pyeon-ui-jeom (편의점) berarti toko swalayan (convenience store). Webtoon ini ditulis berdasarkan pengalaman sang penulis saat berada di sebuah toko swalayan. Karena banyak anak muda Korea yang bekerja sebagai part-timer di toko swalayan, webtoon ini otomatis menjadi populer.
Kehebohan webtoon tidak berlanjut hanya sampai di situ saja. Webtoon semakin banyak diadaptasi ke berbagai media lainnya, antara lain: menjadi live-action movie (Secretly, Greatly), live-action TV-drama (TvN’s Flower Boy Next Door), animation, commercial ads, merchandise (character figure, t-shirt, key holder etc.), online-game (The Daily Life of Nam for Kakao) bahkan karakter webtoon juga digunakan sebagai emoticon/sticker untuk aplikasi mobile chatting/messaging (Line, Kakao-Talk). Bagi pencinta webtoon yang lebih menyukai versi analog, beberapa webtoon juga telah dicetak dalam bentuk buku/majalah (seperti manhwa tradisional), bahkan ada yang diserialisasikan di majalah dalam versi manga di Jepang yaitu With the Gods (신과함께, baca: “Sin-gwa Hamkke”) karya Joo Ho-min. Fenomena yang agak terbalik juga terjadi, karakter/media lainnya giliran diadaptasi menjadi webtoon. Karakter yang dijadikan  misalnya karakter idols (SM Entertainment’s idols: SNSD, SHINee, DBSK, BoA, dan Super Junior; SMent emang gak pernah mau ketinggalan buat ngiklanin artisnya lewat jalan apapun, ha!). Movie juga diadaptasi menjadi webtoon, contohnya: No Breathing yang dibintangi Lee Jong-suk dan Seo In-guk (candies for eyes! @_@).
Game from Webtoon: Daily Life of Nam
Idol’s Webtoons: SNSD, SHINee (by Ent.)
Overseas Popular Webtoon: Noblesse
Movie to Webtoon: No Breathing
Webtoon juga punya fanbase di luar Korea, contohnya Noblesse (노블레스) karya Son Jae-ho & Lee Gwang-soo yang banyak diminati di US. Hal ini menyebabkan pemilik website dan penulis webtoon mulai berusaha menyajikan webtoon ke berbagai bahasa, misalnya bahasa Inggris (membidik US-fanbase) dan bahasa Jepang (tetangga sebelah yang sudah seperti frenemy, berkawan tapi juga bersaing, hahaha). Pemilik website di luar Korea juga banyak melirik webtoon, mereka membeli hak cipta webtoon tertentu untuk diterjemahkan dan disajikan di halaman web-nya, misalnya di Cina (www.qq.com).
Wah, ternyata kisah di balik webtoon itu tidak sedangkal saat dilihat dari permukaan ya. Semoga sodara2 semua bisa menangkap pesan tersirat dari penjelasan yang panjang lebar tadi itu atau setidaknya menjadi lebih tahu. Saya mau mijitin tangan dan kepala dulu (udah lama gak mencet keyboard sambil mikir kayak gini, hahaha).

FYI:
(1) If you’re learning Korean-language, I found an interesting posting in a blog. There are several webtoons featured (linked), which suggested to help improving your Korean (if you want to learn real-life/informal conversation, instead rather boring formal conversation). There’s even one webtoon with English translation. You can visit it by clicking the picture below.
http://blog.korea.net/?p=3687
(2) If you want to view more of Korean webtoon, you can visit portal sites listed below. The two largest portals with the widest collections:
Webtoon also available at these portals:
(3) Some companies have developed webtoon application for mobile-user, so you can read webtoon easier, faster and more comfortable. Naver has “네이버 웹툰 - Naver Webtoon” application available for Android, Blackberry and Apple (iPhone, iPad and iPod touch) users. For Apple (iPhone, iPad and iPod touch) user, “iSeeToon” also available in App Store on iTunes, this application provides webtoon in English.

Credits & Article Sources:
Ha Sun-jin and Lee Su-mi, Webtoon, Why So Populer?, posted at Dongguk University’s English Magazine: The Dongguk Post, posting date: April 9, 2012
Hana Lee, An Introductions to Korean Webcomics, posted at Mangabookshelf, posting date: July 26, 2010
Lee Sung-won, Webtoons are the New Stickers: Why Companies Should Keep Their Eyes on Asia’s Latest Toon Trend, posted at: The Next Web, posting date: October 24, 2013
Sung So-young, Webtoon Fever Catches on Overseas, posted at Hancinema, posting date: November 9, 2011

Tien’s Notes:
Ini sebenarnya adalah artikel yang isinya agak melenceng dari niat sebelumnya, tapi karena sudah terlanjur jatuh, ya sudah saya sekalian berenang di lautan informasi (padahal aslinya saya tidak bisa berenang, sok-sok’an aja berumpama, wkwkwk). Saya sebelumnya bermaksud untuk menulis artikel tentang live-action movie dan TV-drama yang diadaptasi dari webtoon. Setelah selidik demi selidik, saya akhirnya menulis artikel ini sebagai pengantar (yang kepanjangan), mumpung hari ini cuaca cerah (apa hubungannya dengan cuaca, coba? hahaha). See you at the next chapter of Hallyu glimpse!

Salam lestari, Tien :)

Comments

Popular posts from this blog

Afgan - Wajahmu Mengalihkan Duniaku [Lyrics with English Translation]

Afgan - Bukan Cinta Biasa [Lyrics with English Translation]

Afgan - Panah Asmara [Lyrics with English Translation]