Domestikasi Tanaman Padi (Rice Domestication)
Siapa
belum pernah makan nasi? Sebagian besar penduduk Indonesia pasti sangat
mengenal nasi, yang dimasak dari beras yaitu biji tanaman padi
yang sudah dikupas. Nasi, beras dan padi bisa diterjemahkan dalam satu kata
dalam bahasa Inggris: rice (ngirit kosakata nihhh). Salah
satu hal yang menarik dari tanaman padi adalah sejarah domestikasinya. Nenek
moyang padi dulu sebenarnya adalah rumput liar (masuk dalam famili Poaceace/Gramineae atau famili
rumput-rumputan, nah, kita juga makan rumput kaleee :D) seiring dengan perkembangannya
berdampingan dengan kehidupan manusia, padi berevolusi menjadi tanaman budidaya
pokok sampai sekarang.
Tanaman
padi modern yang kita kenal saat ini adalah hasil domestikasi oleh manusia selama
ribuan tahun. Karena kebutuhan akan ketersediaan makanan meningkat, manusia
mulai membudidayakan tanaman padi liar. Kegiatan budidaya tentu disertai modifikasi
lingkungan/komponen budidaya untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman
padi. Usaha ini memicu adanya mutasi genetik atau perubahan karakteristik
tanaman padi sebagai adaptasi tanaman padi terhadap lingkungan hidup yang baru.
Dometikasi tanaman padi bisa teman-teman baca dari rangkuman yang saya bagi di
bawah ini. (Saya menitikberatkan domestikasi padi Asia/Oryza sativa.)
Perbandingan Padi Liar dan Padi Domestikasi
Studi genome menunjukkan bahwa O. sativa didomestikasi dari O. rufipogon. Sampai saat ini masih
terdapat perdebatan mengenai nenek moyang O.
sativa. Spesies ini didomestikasi dari spesies perennial O. rufipogon, dari spesies annual O. nivara, atau keduanya sebagai
pendahulu langsung. O. rufipogon
sejak 10.000 tahun yang lalu telah dikumpulkan dan dikonsumsi oleh manusia.
Tanaman ini tumbuh pada lahan basah/terendam dan tersebar luas di kawasan Asia
yang beriklim tropis maupun subtropis. Perubahan fenotif yang terjadi dapat
diamati pada gambar-gambar berikut:
Perbandingan Fenotif 1 (Kovach et al.) |
Keterangan gambar:
a. Malai padi O. rufipogon
b. Biji O. rufipogon
c. Malai padi O. sativa
d. Biji O. sativa
Perbandingan Fenotif 2 (Sweeney & McCouch) |
Keterangan gambar:
a) Malai O. rufipogon yang masih muda, struktur malai yang terbuka, anak
panah menunjukkan stigma (kepala
putik) yang keluar
b) Malai O. rufipogon yang sudah dewasa, memiliki kulit biji yang gelap,
anak panah menunjukkan biji yang telah kosong.
c) Biji O. rufipogon yang telah dikeluarkan dari kulit biji
d) Malai berbiji pada O. sativa ssp. japonica (*)
e) Malai berbiji pada O. sativa ssp. indica (*)
(*) Malai berstruktur tertutup
dan berwarna lebih terang
f) Biji
O. sativa yang telah dikeluarkan dari
kulit biji
Perubahan
karakter sebagai hasil domestikasi O.
rufipogon menjadi O. sativa secara
garis besar antara lain:
- Rambut/bulu
biji (awn) menjadi pendek, dengan
tingkat pemecahan yang rendah, biji padi dapat dipanen secara maksimal
(kemungkinan biji terbuang sebelum masa panen lebih kecil).
- Struktur
malai (panicle) yang lebih padat
sehingga dapat membawa lebih banyak biji, jumlah biji yang kosong berkurang
pada setiap malai, dan ukuran butir padi yang bertambah. Ketiga karakter
merupakan hasil kegiatan penambahan nutrien pada lingkungan budidaya oleh
manusia agar produktivitas biji padi lebih maksimal.
- Level
dormansi (dormancy) yang rendah, sehingga
pembibitan/penanaman dapat dilakukan manusia secara seragam/bersamaan karena
perkecambahan lebih mudah terjadi.
- Pigmentasi
pada kulit (pericarp) dan mantel biji
(seed coat) cenderung hilang, serta
- Berkurangnya
tingkat persilangan (cross-breeding)
antar spesies maupun varietas secara alami, akibat dari penggunaan bibit unggul
oleh manusia dan pertanian monokultur (penananam tanaman dengan spesies atau
varietas yang seragam dalam suatu wilayah pertanian).
Gen Kunci Domestikasi yang Terkloning pada Padi
Domestikasi
Gen
|
Nomor Kromosom
|
Karakter yang Terpengaruh
|
Mutasi Fungsi
|
Sh4
|
4
|
Pemecahan
biji
|
SNP (single-nucleotide polymorphsim)
menyebabkan subtitusi sebuah asam amino
|
qSH1
|
1
|
Pemecahan
biji
|
SNP
pada wilayah pengaturan/regulasi
|
Rc
|
7
|
Warna
kulit biji
|
Delesi
menyebabkan pemotongan protein
|
Waxy
|
6
|
Butir
biji yang lengket (berglutin)
|
SNP
dalam intron mempengaruhi penyambungan mRNA
|
GS3
|
3
|
Ukuran/bentuk
biji
|
SNP
menyebabkan pemotongan protein
|
[BAD2]b
|
8
|
Aroma/rasa
biji
|
Delesi
menyebabkan pemotongan protein
|
[Gn1a]b
|
1
|
Jumlah
biji
|
Beberapa
kemungkinan mutasi
|
[GW2]b
|
2
|
Berat/panjang
biji
|
Delesi
menyebabkan pemotongan protein
|
Sejarah Persebaran Domestikasi Padi di Asia
Awal Mula dan Penyebaran
Domestikasi Padi
(Kovach et al., diproduksi dan
dimodifikasi kembali dengan ijin dari Peter Bellwood)
|
Keterangan
gambar:
- Wilayah
yang di berpola titik menunjukkan wilayah yang berpotensial adanya domestikasi
padi.
- Anak
panah tebal menunjukkan garis penyebaran domestikasi padi yang didukung oleh
bukti arkeologis dan linguistik.
- Anak
panah putus-putus dengan tanda tanya (?) menunjukkan jalur potensial penyebaran
domestikasi padi yang lain
- BP
(before present) = ... tahun yang
lalu (merujuk pada usia fosil berdasarkan data radiokarbon)
Para ahli berpendapat bahwa
budidaya padi dimulai di China (De Candolle) sedangkan yang lain berpendapat di
India (Vavilov). Penelitian banyak dilakukan di lembah Himalaya (Vietnam,
Thailand dan Myanmar) sampai ke India timur. Mayoritas bukti arkeologis
menunjukkkan Lembah Sungai Yangtze sebagai tempat mulainya pertanian padi oleh
manusia. Wilayah ini adalah tempat dimana peninggalan arkeologis padi
ditemukan. Data radiokarbon dari fosil padi dari lebih 100 situs di Lembah
Sungai Yangtze tengah dan hilir menunjukkan padi telah terdomestikasi antara
9.000-10.000 tahun yang lalu, sedangkan fosil yang ditemukan di Diaotonghuan,
propinsi Jiangxi Utara berusia sekitar 7.700 tahun. Sampel tertua berasal dari
Yangtze Tengah di Propinsi Hubei dan Hunan, berumur sekitar 11.500 tahun yang
lalu. Studi lain menganalisa data radiokarbon dari fosil sisa padi di wilayah
ini melaporkan usia dari 8000 sampai 13.900 tahun yang lalu. Permulaan
domestikasi padi selanjutnya diperkirakan berpindah ke utara menuju Korea dan
Jepang, serta ke selatan dan barat menuju Asia Tenggara (nah, termasuk
Indonesia). Ahli lain, Fuller berpostulat bahwa Lembah Gangga di India sebagai
situs dari pertanian padi yang terpisah dan kemungkinan juga merupakan situs
domestikasi. Usia dari pertanian padi tertua dari wilayah ini, berdasarkan
bukti arkeologis, tidak setua yang ada di Lembah Yangtze di Cina. Wilayah ini
mungkin adalah situs dari awal mula bentuk pertanian padi yang mirip varietas indica.
References:
Kovach,
M.J., et al., New Insights into the History
of Rice Domestication, Trends in Genetics Vol.23 No.11: 578-587, 2007
Sweeney
M., and McCouch S., The Complex History
of the Domestication of Rice, Annals of Botany 100: 951-957, 2007
Tien’s notes:
(1) Artikel ini adalah hasil
penerjemahan dari sebagian informasi yang disajikan dalam kedua referensi di
atas, dengan sedikit tambahan dan penyesuaian interpretasi, sebelumnya saya
gunakan sebagai bahan presentasi kuliah (masa yang menyenangkan :D).
(2) Both references I mentioned are strongly recommended, karena merupakan review sehingga lebih mudah dipahami
daripada membaca jurnal yang cenderung lebih rinci dan mendalam, bagi yang
kesulitan dalam membaca jurnal dalam bahasa Inggris membaca review bisa menjadi latihan yang baik
(berdasarkan pengalaman pribadi ;D).
(3) Tambahan: kedua referensi
tersebut juga saya unduh secara free
dari hasil googling (waktu itu
sekitar bulan Mei 2010), jadi bisa dengan mudah didapatkan oleh sodara2
sekalian. Semoga bisa berguna!
Salam
lestari, Tien :)
Comments
Post a Comment